Semarang, 21 April 2025

MI Darul Ulum mengadakan kegiatan dari program OASIS yaitu OASIS SchoolYear 2025, yang kali ini mengangkat tema “Ruang Baru, Semangat Baru.” Salah satu kegiatan yang mencuri perhatian adalah sesi penempelan reaksi emotikon dan menuliskan saran atau pendapat sebagai bentuk tanggapan siswa dan guru terhadap proyek pembangunan perbaikan jembatan penghubung, gazebo santai, dan kafe mini sekolah yang saat ini tengah berlangsung.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 25 April 2025, di dinding depan kantin sekolah. Panitia menyediakan papan tanggapan besar dengan desain proyek pembangunan yang ditempelkan di tengah, serta kolom-kolom kosong di sekelilingnya. Para siswa dan guru kemudian diminta menempelkan stiker emotikon — seperti 😍 (sangat suka), 🙂 (setuju), 😐 (biasa saja), dan 😕 (kurang setuju) — sebagai reaksi terhadap masing-masing proyek.

Tanggapan siswa sangat antusias, terutama terhadap pembangunan kafe mini sekolah yang akan dikelola oleh koperasi siswa. Lebih dari 70% reaksi yang diberikan untuk proyek ini adalah emotikon 😍, menandakan bahwa fasilitas tersebut sangat dinantikan. Gazebo santai juga mendapat sambutan hangat, terutama dari siswa yang menginginkan tempat nyaman untuk belajar di luar kelas.

Sementara itu, proyek perbaikan jembatan penghubung yang akan menghubungkan dua gedung utama sekolah mendapat tanggapan beragam. Beberapa siswa mengaku antusias karena akan memudahkan mobilitas, namun ada juga yang memberi emotikon 😐, karena khawatir proses pembangunan mengganggu kegiatan belajar.

“Ini cara yang seru dan sederhana untuk mengajak siswa menyampaikan pendapat. Tidak semua siswa nyaman bicara langsung, jadi ekspresi lewat emotikon adalah bentuk partisipasi yang inklusif,” ungkap Bapak Hasan Faizin, S.Sos, guru kelas V sekaligus ketua pelaksana kegiatan.

Papan tanggapan ini akan tetap dipajang hingga pembangunan selesai sebagai dokumentasi partisipasi warga sekolah. Selain itu, saran dan catatan yang disampaikan lewat kegiatan ini akan dirangkum sebagai bahan evaluasi dalam pelaksanaan proyek berikutnya.

Melalui kegiatan ini, sekolah berharap siswa dan guru merasa lebih dilibatkan dalam perubahan fisik lingkungan sekolah. Sebab, ruang yang baik bukan hanya dibangun oleh tukang, tetapi juga oleh rasa peduli warganya.